كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). (Surah Ali `Imran: 110)

Thursday, September 11, 2014

Kehadiran Bomber Berkelanjutan tunjukkan kekuatan di Asia-Pasifik


Kehadiran Bomber Berkelanjutan: Amerika Serikat dan Australia menandatangani perjanjian yang akan memungkinkan lebih banyak pesawat AS, termasuk pesawat pembom, untuk berpartisipasi dalam latihan militer di Australia. [Perwira AU Senior Angkatan Udara AS, Andrew Crawford]


Perjanjian baru antara Amerika Serikat dan Australia akan memperkuat program Kehadiran Bomber Berkelanjutan (CBP) bagi pesawat pembom strategis B-52 Stratofortress dan B-2 milik Angkatan Udara AS yang berpangkalan di Guam. Tiga pesawat Pembom B-2 Spirit dan lebih dari 220 pasukan AU kembali ke daratan Amerika Serikat setelah bertugas selama tiga minggu ke Guam.

Australia dan AS mennandatangani perjanjian itu pada tanggal 12 Agustus untuk menyusun rotasi penugasan marinir AS ke Australia Utara , IHS Jane’s 360 melaporkan.

"Dengan penandatanganan Perjanjian Postur Pertahanan yang secara hukum mengikat antara Australia dan Amerika Serikat hari ini, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja menuju implementasi penuh Prakarsa Postur Pertahanan di Australia," kedua negara mengumumkan dalam komunike bersama yang dikeluarkan pada acara tahunan Konsultasi Tingkat Menteri Australia-Amerika Serikat [AUSMIN].


"Penandatanganan itu menindaklanjuti pertemuan di Sydney antara Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Menteri Pertahanan David Johnston, dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel," menurut IHS Jane 360.

"Perjanjian tersebut menggariskan kebijakan, kerangka hukum, dan prinsip-prinsip keuangan yang kokoh untuk melaksanakan prakarsa postur pertahanan yang diumumkan pada tahun 2011," katanya.

Berdasarkan perjanjian itu, "Akan ada lebih kapal dan pesawat AS, termasuk pembom B-52 dari Guam, yang berkunjung ke Australia pada latihan-latihan yang akan mencakup praktek menembak sasaran di rentang wilayah pemboman Australia Utara," surat kabar The Australian melaporkan pada 13 Agustus.

"Berdasarkan ‘perjanjian postur pertahanan' 25 tahun itu ... pesawat tempur AS termasuk pembom tempur delapan mesin dan jet tempur cepat akan beroperasi dari RAAF Darwin dan Tindal dan menggunakan rentang wilayah itu untuk menjatuhkan senjata aktif," kata news.com.au.

"Bandara Darwin adalah salah satu dari sedikit bandara di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki landasan pacu cukup panjang untuk bisa digunakan oleh pesawat pembom," katanya.

Situs web berita ini juga menyatakan bahwa meskipun pesawat B-52 yang hebat ini sudah mulai beroperasi sejak tahun 1955, jangkauannya yang luar biasa, daya tahan jelajah udaranya dan kapasitas angkut senjatanya tetap menjadikannya salah satu pengangkut senjata artileri paling tangguh di dunia.

"B-52 era tahun 1950-an adalah pesawat tertua dalam jajaran Angkatan Udara AS dan menjadi pelopor pesawat dengan kemampuan serangan nuklir strategis. Pesawat ini dapat membawa hulu ledak nuklir ke target mana saja di bumi," kata laporan itu.

"Pesawat ini mampu membawa persenjataan hingga 31.500 kilogram termasuk bom, ranjau atau rudal dalam berbagai konfigurasi," katanya.

Hagel mengatakan Perjanjian Postur Pertahanan itu akan memperluas, memperdalam dan memajukan keseimbangan kembali pasukan AS di Asia-Pasifik.

"Aliansi AS-Australia ini ... akan tetap menjadi landasan bagi tatanan yang stabil dan aman," katanya.

Jajaran B-52 di Guam berotasi dari dua Pangkalan Angkatan Udara di Amerika Serikat.

"Pembom B-52 Stratofortress ... memiliki dua pangkalan bila tidak digunakan: Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana dan Pangkalan Angkatan Udara Minot di Dakota Utara. Pangkalan-pangkalan ini bertanggung jawab atas komitmen Guam setiap tahun secara bergantian. Masing-masing memiliki dua skuadron, yang bertugas secara bergantian setiap enam bulan," Defense Media Network [DMN] melaporkan.

Skuadron Pesawat Jelajah Bom Tempur ke-69 berpangkalan di Pangkalan Angkatan Udara Minot dan Skuadron Pesawat Jelajah Bom Tempur ke-96 berpangkalan di PAU Barksdale.

Misi pelatihan rutin untuk kedua skuadron tesebut dari Pangkalan Udara Andersen di Guam sudah "mencakup pengisian bahan bakar di udara, manuver taktis, dan skenario radar untuk menguji semua aspek kemampuan B-52," the DMN melaporkan.

Pesawat B-52 sekarang ini dilengkapi dengan "unit peralatan pencari sasaran canggih dan beragam jenis persenjataan baru," kata DMN.

"Dengan merotasi setengah lusin pesawat dan 300 personil AU melalui Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam setiap beberapa bulan, Angkatan Udara menjaga visibilitas ke depan secara terus menerus yang menegaskan komitmen AS terhadap Asia dan Pasifik Barat," katanya.

CBP telah "menunjukkan kemampuan daya tangkis yang luas dan kemampuan konvensional B-52, dan memperkuat komitmen AS untuk keamanan sekutu dan mitra kami. Kesempatan pelatihan seperti CBP tetap penting untuk memastikan pasukan AS dan ROK [Republik Korea - Korea Selatan] siap tempur dan terlatih untuk menggunakan kekuatan udara dalam menangkis agresi, mempertahankan ROK, dan mengalahkan setiap serangan terhadap aliansi," kata laporan itu .

"Selama tugas sementara di Guam, pesawat-pesawat pembom itu melakukan terbang tempur jarak jauh di atas hamparan luas Samudra Pasifik, memanfaatkan rentang wilayah pelatihan di Australia dan lepas pantai Hawaii, dan berlatih dengan jajaran dinas angkatan dan sekutu mitra," kata laporan DMN.

Analis keamanan Asia Timur Gordon C. Chang setuju dengan penilaian ini. Dia mengatakan Kehadiran Bomber B-52 Berkelanjutan di Guam memberikan kemampuan daya tangkis sangat penting yang memainkan peran penting dan tak tergantikan dalam menangkal agresi dan memelihara perdamaian internasional di seluruh wilayah Asia-Pasifik.

"Saya tidur lebih nyenyak di malam hari karena mengetahui bahwa pesawat B-52 bisa, dalam waktu singkat, menyiagakan persenjataan untuk mencapai sasaran di Asia. Dan saya yakin ada beberapa orang yang, untuk alasan yang sama, tidak bisa istirahat dengan tenang di malam hari," kata Chang kepada Asia Pacific Defense Forum dalam sebuah wawancara. "Tidak ada yang menandingi prospek kemampuan [B-52] menyasar ibukota atau target utama lainnya di wilayah setiap calon penyerang, sampai-sampai mampu menyebabkan insomnia parah."

Tiga pesawat B-2 Spirit belum lama ini dipulangkan ke Pangkalan Udara Whiteman di mana mereka ditugaskan dalam Sayap Bom Tempur ke-509 setelah bertugas sebagai bagian dari CBP di kawasan tersebut.

"Sangat penting bagi Komando Strategis AS [USSTRATCOM] untuk terus menunjukkan kemampuan tempur global dan daya tangkis luas terhadap musuh potensial sambil memberikan jaminan kepada sekutu kita melalui penugasan seperti ini," kata Laksamana Cecil D. Haney, komandan USSTRATCOM. "AS berkomitmen untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional di kawasan Asia-Pasifik, dan pasukan USSTRATCOM berjaga 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melakukan operasi untuk mendeteksi dan menangkis serangan strategis terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kita. Penugasan pembom strategis seperti ini hanyalah salah satu cara di mana USSTRATCOM mendukung USPACOM dalam mencapai stabilitas itu."

Pesawat yang disiagakan di Guam dapat menunjukkan kekuatan mereka dengan sangat cepat dalam membela sekutu-sekutu AS di kawasan tersebut dari Korea Selatan dan Jepang di utara melewati Filipina sampai ke Thailand dan Indonesia, dan turun ke Australia.

Bagaimana Kehadiran Bomber Berkelanjutan ini bisa meningkatkan keamanan di kawasan 

No comments:

Post a Comment