كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). (Surah Ali `Imran: 110)

Wednesday, October 8, 2014

Dalam Demokrasi itu...



DALAM DEMOKRASI ITU


Ada fardhu 'ain yang DIBOLEHKAN.
misalnya: "Puasa Ramadhan bagi muslim itu boleh, tidak puasa juga ndak apa-apa". Intinya Puasa Ramadhan tidak diwajibkan, negara tidak perlu mengawalnya.

Ada fardhu kifayah yang DIBOLEHKAN  
misalnya: "Menyediakan masjid di kantor itu boleh, tidak ada juga ndak apa-apa". Intinya Negara tak wajib bikin masjid, tak ada APBN bikin masjid kecuali di Depag.

Ada fardhu 'ain yang DILARANG.
misalnya: "Memakai jilbab bagi muslimah polwan itu terlarang, tunggu ada SK". Intinya Negara melarang komunitas tertentu melaksanakan fardhu 'ainnya.

Ada fardhu kifayah yang DILARANG
misalnya: "Hukum hudud pezina atau qishash pembunuh itu tidak ada di KUHP". Intinya negara melarang hukum ini dijalankan.

Ada hal mubah yang DILARANG
misalnya: "Wanita yang PNS dilarang menjadi istri kedua dari siapapun". Intinya hal yang dihalalkan Allah ini dilarang dengan alasan yang mengada-ada, padahal mestinya terserah yang akan melakukannya.

Ada hal haram yang DIBOLEHKAN
misalnya: "Minuman keras boleh diedarkan selama ada ijin". Dan ijin itu keluar. Intinya negara menghalalkan sesuatu yang haram.

Ada hal haram yang DIWAJIBKAN
misalnya: "Bank wajib memberikan BUNGA atas simpanan yang ada padanya". Intinya negara malah mewajibkan sesuatu yang haram !!!

Dan semua yang di atas itu sistemik, kalau ada kewajiban Islam yang tidak ditunaikan, atau keharaman yang dilanggar, itu bukan sekedar kesalahan person. Satu-satunya person yang salah adalah yang menerapkan sistem demokrasi.

Karena demokrasi itu ternyata satu paket dengan sekulerisme. Jangan coba-coba memasukkan ajaran Islam dalam demokrasi. Pasti dianggap demokrasinya kurang "kaffah". Buktinya juga partai Islam yang berkompetisi dalam demokrasi selalu saja kalah. Kalau terus ikutan kompetisi yang pasti kalah, apa ya namanya?


Prof. Dr. Fahmi Amhar

No comments:

Post a Comment